Oleh: Dr. Adian Husaini (Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia)
Pada hari Senin (5 September 2022), sebagai Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, daya mendapat tugas untuk memberikan Kuliah Perdana kepada para mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir. Program itu bernama: MASTAMA (Masa Ta’aruf Mahasiswa) STID Mohammad Natsir Tahun Akademik 2022/2023, bertempat di Kampus STID Bekasi.
Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Dwi Budiman, rektor STID Mohammad Natsir. Acara diikuti ratusan mahasiswa baru, baik yang hadir langsung di kampus STID maupun yang mengikuti secara daring. Acara juga disiarkan langsung melalui chanel Youtube Dakho TV dan diikuti oleh seluruh mahasiswa baru ADI (Akademi Da’wah Indonesia) yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia.
Tahun ini, STID Mohammad Natsir menerima 230 mahasiswa, laki-laki dan perempuan. Mereka lolos seleksi dari ratusan pendaftar. Selanjutnya, mereka akan menjalani proses pendidikan berasrama, selama sekitar 4 tahun. Setelah lulus, mereka diterjunkan ke berbagai medan dakwah yang memang memerlukan para dai.
Selama ini, jumlah lulusan STID Mohammad Natsir seringkali tidak mencukupi kebutuhan dai di lapangan. Tahun ini, STID Mohammad Natsir mewisuda sekitar 90 sarjana dakwah. Tapi, jumlah permintaan dai sudah mencapai 240 orang.
Kepada para mahasiswa baru, saya sampaikan sejumlah pesan penting:
(1) Hendaklah yakin, bahwa mereka sedang menjalani proses pendidikan terbaik dan di kampus terbaik. Sebab, apa yang mereka pelajari adalah ilmu-ilmu terpenting dalam kehidupan, yaitu ilmu-ilmu yang memberikan pemahaman tentang makna dan tujuan hidup; bukan hanya ilmu tentang bagaimana supaya bisa cari makan untuk bisa hidup.
(2) Bahwa STID Mohammad Natsir adalah salah satu “model universitas” yang sebenarnya (the real university). Sebab, makna universitas adalah tempat untuk mendidik manusia menjadi insan yang seutuhnya (a universal man/al-insan al-kulliy). Universitas sejatinya bukan tempat untuk sekedar melatih manusia agar bisa bekerja mencari nafkah, tetapi lebih dari itu, universitas adalah tempat untuk melahirkan manusia yang baik.
(3) Bahwa, pendidikan kader dai adalah jenis pendidikan yang mulia, karena bertujuan melahirkan pejuang di jalan Allah. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim!” (QS Fushshilat: 33).
(4) Bahwa perjalanan menjadi manusia terbaik senantiasa akan menghadapi tantangan dan ujian yang tidak ringan. Karena itu perlu senantiasa menjaga keikhlasan dan kesungguhan dalam mencari ilmu, agar meraih ilmu yang bermanfaat.
(5) Perlu menjaga adab selama mencari ilmu. Sebab, itulah syarat mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Jangan sampai membuat guru tidak ridha dan menyia-nyiakan waktu yang diberikan oleh Allah SWT.
(6) Harus saling tolong menolong antar sesama teman kuliah untuk meraih hasil yang terbaik dalam pendidikan di STID Mohammad Natsir.
(7) Bahwa, para mahasiswa yang memulai kuliah bidang dakwah ini jangan lagi berpikir sebagai orang biasa. Mereka memang harus berpikir sebagai pejuang yang memerlukan pengorbanan jiwa, raga, harta, dan waktu.
*****
Para mahasiswa baru itu juga perlu merenungkan kembali makna surat Luqman ayat 17: “Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.”
Luqman memberi teladan, bagaimana mendidik anak agar menjadi pejuang amar ma’ruf nahi munkar. Setelah ditanamkan nilai Tauhid, beradab kepada orang tua, dan memiliki visi akhirat, maka anak disiapkan untuk terjun ke masyarakat sebagai pejuang penegak kebenaran. Nilai-nilai perjuangan itu harus ditanamkan sejak dini.
Aktivitas perjuangan di jalan Allah itulah yang senantiasa perlu terus ditegakkan di tengah masyarakat, sehingga umat Islam layak mendapat predikat sebagai umat terbaik (khaira ummah). Tidak mungkin kemuliaan diraih tanpa perjuangan.
“Kamu adalah umat terbaik yang diutus kepada umat manusia, dimana kamu menegakkan yang baik dan mencegah kemunkaran dan kamu beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).
Kita doakan, para mahasiswa baru itu akan tetap dapat menjalani pendidikan sebagi kader dai pejuang, dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT menolong mereka dan juga para dosen-dosen serta pimpinan Kampus STID Mohammad Natsir. Aamiin.
