Mojokerto, dewandakwah.com – Ahad 31 Juli 2022 ada yang baru di Pondok Pesantren Islamic Center eLKISI – Mojokerta. Di malam itu, mulai pukul 19.55 WIB, dilangsungkan Wisuda Mahasantri Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Jawa Timur.
Memang, sejak berdiri pada 2010, baru kali inilah Pesantren eLKISI menggelar wisuda mahasantri. Teristimewa, karena berlangsung di ruang terbuka yaitu di lapangan yang dikelilingi deretan kelas, perpustakaan, Kantor ADI Jatim, dan Masjid. Namun, justru di ruang terbuka seperti itulah acara terjalin penuh keakraban, meriah, namun tetap khidmat.
Adapun ADI Jatim adalah bagian dari program kerja Dewan Da’wah Islamiyah (DDII) Jatim. Sementara, tempat dan pelaksanaan perkuliahannya yang model berasrama bekerjasama dengan Pesantren eLKISI. Perkualihan berlangsung dua semester.
Suasana wisuda ADI Jatim angkatan III periode 2021/2022 ini memang meriah, sebab yang hadir cukup lengkap. Tampak di antaranya adalah para pengurus DDII Jatim termasuk unsur Muslimat-nya, pimpinan ADI Jatim dan jajarannya, serta tentu saja para orangtua mahasiswa yang diwisuda.
Ada 32 mahasantri yang diwisuda, 19 laki-laki dan 13 perempuan. “Para mahasantri yang diwisuda telah lulus dari sembilan kompetensi yang dipersyaratkan. Mereka siap dilepas ke berbagai daerah sebagai da’i,” demikian laporan Direktur ADI Jatim Ustadz Hairul Warizin, SE, MM.
Setelah prosesi wisuda, lalu dibacakan nama dua wisudawan terbaik. Untuk laki-laki, wisudawan terbaik adalah Royhan Mufid Akbar asal Surabaya. Sementara, sebagai wisudawati terbaik, terpilih Farah Athifah asal Gresik. Selanjutnya, bergantian dua wisudawan terbaik itu memberikan sambutan.
Sebagai pribadi sekaligus mewakili sesama mahasantri, Royhan Mufid Akbar menyampaikan terima kasih kepada segenap pengasuh dan dosen ADI. “Terima kasih, kami rasakan betul manfaat pendidikan karakter, selama kami dididik sebagai mahasiswa ADI”. Lebih jauh, lelaki berpostur tinggi dan murah senyum itu berharap semua nilai-nilai baik yang sudah terbangun bisa dibawa saat berada di tengah-tengah masyarakat ketika aktif menjadi juru dakwah.

Tibalah giliran Farah Athifah memberi sambutan. Dia berharap agar dirinya dan wisudawan lainnya mampu untuk selalu bersyukur. Bersyukur telah lulus dari ADI Jatim dan bersyukur berada di barisan penyeru agama Allah. Dengan nada penuh semangat, dia meminta semua wisudawan agar optimis menapaki jalan dakwah di hadapan. “Berjuanglah, Allah pasti menolong kita,” seru Farah Athifah dengan mantap sepenuh optimistis.
Sambutan terakhir, dari Ketua DDII Jatim KH Fathur Rohman. Lelaki yang juga pengasuh Pesantren eLKISI ini sangat mengapresiasi dua sambutan wisudawan terbaik. Khusus poin penting sambutan Farah Athifah, malah Ustadz Fathur Rohman turut memberikan penekanan.
Sungguh, kata kiai muda ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat seseorang berketetapan menjadi da’i. Jangan takut karena hidupnya dijamin Allah. Dia tegaskan inti dari ayat ini: “Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)” (QS Yunus [10]: 72).
Bulatkan niat untuk menjadi da’i yang istiqomah, demikian nasihat Ustadz Fathur Rohman. Bulatkan tekad, seru dia sambil mengingatkan poin pokok dari ayat ini: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS At-Taubah [9]: 41).
Hal lain yang cukup menyita perhatian adalah hadirnya dua buku antologi. Ternyata, di setahun perkuliahan di ADI Jatim, di bagian akhir ada penugasan penulisan artikel. Kemudian, artikel-artikel itu dihimpun dalam dua buku.
Buku pertama berjudul “Para Penegak Panji Kebenaran”, menghimpun tulisan-tulisan mahasiswa. Buku kedua berjudul “Muslimah-Muslimah Hebat pada Zamannya”, menghimpun tulisan-tulisan mahasiswi.
Buku-buku itu dibagikan ke segenap pengurus DDII yang hadir. Bahkan, khusus kepada Ketua DDII Jatim Ustadz Fathur Rohman, buku antologi itu diserahkan langsung oleh wisudawan terbaik Royhan Mufid Akbar.
Demikianlah, secara keseluruhan acara wisuda berlangsung lancar, ringkas dan tergolong rapi. Sebagai penutup adalah sesi foto bersama. (mad.)
