Bekasi, dewandakwah.com – Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir menggelar Kuliah Umum dengan narasumber pendiri Islamic Jerusalem Research Academy (ISRA) Prof. Dr. Abd Al Fatah El-Awaisi, Kamis (3/3/2022).
Kuliah Umum bertema “Tanggung Jawab Da’i Dalam Pembebasan Baitul Maqdis” ini digelar secara hybrid dengan pelaksanaan luring di Masjid Al Bahr Pusdiklat Dewan Da’wah Bekasi, Jawa Barat. Sedankan daring melalui aplikasi Zoom. Acara juga disiarkan melalui kanal Youtube STID Mohammad Natsir dan Dakho TV.
Dilansir laman Stidnatsir.ac.id, Ketua Ketua STID Mohammad Natsir, Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I pada sambutannya menyampaikan biografi singkat Prof. Dr. Abd Al-Fatah El-Awaisi. Dwi juga memiliki harapan besar bahwa melalui tema yang dibahas, pemberkahan yang diberikan kepada Masjid Al-Aqsa juga bisa didapatkan, sehingga keberkahan itu akan mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Sementara Prof. Abd Al-Fatah pada pemaparannya mengatakan ada tiga peran yang bisa dilaksanakan oleh seorang da’i untuk membangun kecintaan kepada Baitul Maqdis. Peran pertama ialah membaca mengenai Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa.
Peran kedua yaitu menghafalkan surat Al-Isra bersama dengan tadabur dan tafsirnya. Lalu peran ketiga tidak melupakan atau selalu mengingat tentang Baitul Maqdis dalam setiap waktu. Seperti mengkhususkan satu waktu untuk membahas Baitul Maqdis.
Lebih lanjut, Prof. Abd Fattah mengatakan dalam penelitiannya, ia menemukan dalam surat Al Isra terungkap Rasul telah merancang rencana strategis untuk membebaskan Al Aqsa.
“Maka ketika kita meneliti tentang Al Aqsa maka kita telah mendapat petunjuk untuk mengikuti Nabi Muhammad,” ujar dia.
Al Quds adalah kota kecil di lingkungan Baitul Maqdis. Jadi Baitul Maqdis adalah lokasi geografis yang sangat luas mulai tepi laut merah, adapun yang memberikan batasan seperti ini adalah Rasulullah. Ayat yang menceritakan tentang Baitul Maqdis termasuk dalam surat makkiyah, surat Makkiyah merupakan surat yang diturunkan di periode Makkah erat kaitannya dengan tema ketauhidan.
Maka, mempelajari tentang Baitul Maqdis termasuk mempelajari tentang tauhid. Prof. Abd Fattah juga mengatakan, Baitul Maqdis bukan milik orang Palestina saja, tapi milik seluruh orang yang telah mengucap kalimat tauhid.
Kegiatan Kuliah Umum kerjasama STID Mohammad Natsir, Sahabat Al Aqsa dan DKM Masjid Al Bahr ini diikuti dengan antusias oleh para Mahasiswa STID Mohammad Natsir baik yang mengikuti secara daring maupun luring. Ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi tanya jawab. Bahkan, Prof. Dr. Abd Al-Fatah El-Awaisi pun mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang sangat antusias dari mahasiswa menjadi bukti kepedulian kita terhadap pembahasan ini.
Sebelum mengakhiri, Prof. Abd Al-Fatah menyampaikan ia ingin memberikan sebuah buku karyanya tentang ringkasan 30 tahun perjalanannya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan diberikan kepada STID Mohammad Natsir, Perpustakaan STID Mohammad Natsir serta Masjid Al Bahr. Kemudian kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto dan pemberian kenang-kenangan.*