Pemikiran dan Pergerakan Ekonomi Mohammad Natsir

Oleh: Drs. H. Amlir Syaifa Yasin, MA

(Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia)

Selain aktif di bidang dakwah dengan mendirikan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (Dewan Da’wah), Mohammad Natsir menjalankan gerakan ekonomi dengan dibantu oleh teman-teman seperjuangannya.

Setelah rezim Orde Lama pimpinan Presiden Soekarno membebaskan Pak Natsir dari tahanan politik, kemudian melalui Surat Keputusan Presiden No. 200 tahun 1960 diputuskan Partai Masyumi dibubarkan.

Pak Natsir dan kawan-kawan kala itu dipenjarakan tanpa melalui proses hukum. Beliau dan kawan-kawannya kemudian mendapatkan amnesti dan abolisi di awal pemerintahan Presiden Soeharto.

Kemudian beliau mengontak teman-temannya yang berada di berbagai daerah, bahkan menyempatkan diri untuk mengunjungi mereka secara langsung.

Dalam pertemuan dan komunikasi tersebut, Pak Natsir mengajak teman-temannya untuk menanam pohon murbay untuk dijadikan makanan bagi ulat sutra yang nantinya ulat itu akan berevolusi menjadi kupu-kupu.

Selama masa berevolusinya, ulat sutra akan membangun rumahnya dengan menggunakan ludah mereka yang lazim dikenal atau disebut kepompong.

Bekas sarang yang disebut kepompong itulah kemudian diambil dan diurai menjadi benang sutra. Di situlah, teman-teman yang menjadi pengikut Pak Natsir termasuk orang tua ikut terlibat dalam prosesnya.

Selain budi daya ulat sutra, Pak Natsir juga mengajak teman-temannya untuk menanam rumput yang dapat ditenun menjadi tikar. Zaman dulu lazim ditemukan sajadah yang digunakan untuk salat terbuat dari sejenis tanaman seperti pandan yang ditenun.

Waktu itu Pak Natsir sempat berkunjung ke rumah orang tua saya di Bukittinggi, Sumatera Barat, untuk meresmikan mesin tenun tikar tersebut pada tahun 1968. Kala itu saya masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar.

Kami, saya dan warga lainnya, berdiri di pinggir jalan raya dan meneriakkan yel-yel untuk menyambut Pak Natsir yang datang berkunjung ke Bukittinngi.

Inilah gerakan ekonomi yang dimulai oleh Pak Natsir selepas beliau keluar dari penjara. Barulah setelah berkeliling ke berbagai daerah dan melakukan gerakan ekonomi, beliau mendirikan Dewan Da’wah.

Sekelumit nostalgia masa lalu. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *